Singaraja –Sabha Baksya merupakan salah satu program kerja dari Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Yowana Brahma Vidya Universitas Pendidikan Ganesha (KMHD YBV Undiksha) Masa Bakti 2024/2025. Nama Sabha Baksya diambil dari bahasa Sanskerta yang terdiri dari dua kata, yaitu “Sabha” yang berarti berkumpul dan “Baksya” yang berarti berpikir, berkreasi, dan berkarya. Dengan demikian, Sabha Baksya bermakna sebagai wadah berkumpulnya seluruh pengurus untuk menyampaikan berbagai pemikiran, kreasi, dan karya guna mendorong KMHD YBV Undiksha maju di masa mendatang.
Tema kegiatan ini adalah “Sangkhya Mitra Karuna”, yang berarti “Bersama dalam Kebijaksanaan dan Kasih Sayang.” Tema tersebut mencerminkan esensi dari kegiatan ini, yaitu pembelajaran, kebersamaan, serta aksi nyata bagi masyarakat. Adapun tujuan dari pelaksanaan Sabha Baksya ini adalah menciptakan ruang bagi pengurus untuk berdiskusi, mengevaluasi program kerja yang telah berjalan, serta merefleksi diri. Hasil dari evaluasi tersebut nantinya akan dijadikan acuan dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya demi mewujudkan organisasi yang lebih progresif.
Kegiatan Sabha Baksya dilaksanakan selama dua hari yakni pada tanggal 19-20 Januari 2025, bertempat di Agro Wisata Puncak Bukit Catu, Tabanan. Peserta dari kegiatan Sabha Baksya ini adalah seluruh pengurus KMHD YBV Undiksha Masa Bakti 2024/2025. Rangkaian kegiatan ini diawali dengan pembukaan acara secara resmi oleh Ketua KMHD YBV Undiksha Masa Bakti 2024/2025, I Putu Juniardana. Selanjutnya, sesi pemberian materi oleh narasumber berlangsung. Tema yang diangkat pada sesi ini adalah Hukum, Adat, dan Budaya. Dimana tema tersebut menekankan pentingnya kita sebagai organisasi Keagamaan Hindu dan Generasi Muda Hindu melek dalam memahami dan menjaga keberadaan hukum, adat, serta budaya di tengah berbagai isu kontemporer, khususnya di Bali. Narasumber yang hadir adalah:
- Dr. Dewa Gede Sudika Mangku, S.H., LL.M., yang menyampaikan materi tentang “Adat Bali di Tengah Modernisasi: Tantangan bagi Generasi Muda Hindu.” Dalam pemaparannya, beliau menyampaikan, “Modernisasi membawa berbagai peluang, tetapi juga tantangan besar bagi kelestarian adat dan budaya Bali. Sebagai generasi muda Hindu, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga tradisi dan nilai-nilai kearifan lokal dengan memadukannya secara harmonis dengan kemajuan zaman. Adat Bali tidak hanya identitas kita, tetapi juga fondasi yang harus terus diperkuat agar tetap relevan dalam kehidupan masyarakat.”
- Ni Putu Rai Yuliartini, S.H., M.H., yang menyampaikan materi tentang “Pemuda, Hukum, dan Budaya: Melawan Kekerasan Terhadap Perempuan dengan Kearifan Lokal.” Beliau menegaskan bahwa,“Pemuda adalah garda terdepan dalam melawan ketidakadilan, termasuk kekerasan terhadap perempuan. Dengan memanfaatkan kearifan lokal, kita dapat menciptakan pendekatan yang lebih humanis dan berakar pada nilai budaya. Generasi Muda Hindu harus peka terhadap isu-isu hukum dan sosial, sehingga mampu menjadi agen perubahan yang berlandaskan moralitas dan kearifan lokal.”
Selama sesi penyampaian materi, seluruh pengurus aktif mengikuti dan berpartisipasi dalam diskusi. Hal ini menunjukkan antusiasme yang tinggi terhadap wawasan baru mengenai isu hukum, adat, dan budaya yang krusial di Bali saat ini.
I Putu Juniardana, selaku Ketua KMHD YBV Undiksha Masa Bakti 2024/2025, menyampaikan harapannya agar kegiatan Sabha Baksya ini dapat mempererat rasa persaudaraan di antara pengurus KMHD YBV Undiksha. Selain itu, ia berharap para pengurus semakin memahami pentingnya adat, hukum, dan budaya, serta dapat menjaga kelestariannya. Dengan pemahaman ini, generasi muda Hindu diharapkan mampu menyikapi berbagai permasalahan adat dengan pendekatan yang bijak sesuai hukum yang berlaku.
“Tidak ada organisasi yang besar tanpa ruang untuk mendengar dan berbagi. Sabha Baksya menjadi bukti bahwa setiap ide, kreasi, dan kontribusi adalah nyala kecil yang bersama-sama menerangi langkah menuju kemajuan. Dalam kebersamaan, kita menemukan kekuatan untuk terus maju dan menjadikan visi bersama menjadi nyata.”-KMHD






